top of page

SEMINAR, PELATIHAN MEDIA DAN PEMBENTUKKAN JARINGAN JURNALIS NTT


VIVAT Internasional Indonesia bekerjasama dengan Migrant CARE, TEMPO INSTITUTE, dan Mensen Met een Missie menyelenggarakan seminar bertajuk; Pelatihan Media dan Pembentukan Jaringan Jurnalis; Membongkar Kasus Human Trafficking di Nusa Tenggara Timur, Memperkuat Media untuk Keberpihakan Korban. Kegiatan Seminar dan pelatihan tersebut dilaksanakan di Hotel Aston Kupang pada tanggal 4-7 November 2021, bertujuan untuk:

  • Memberikan informasi mengenai upaya upaya penangan perdaganan orang di NTT, capaian dan tantangannya kedepan.

  • Memperkuat kerjasama multipihak atas upaya upaya penanganan tindak pidanbana perdagangan orang di NTT

  • Memperkuat peran media dalam tindakan jurnalismenya agar berperpektif terhadap korban Perdagangan Orang.

Pada acara ini dihadiri oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai Keynote Speaker. Gubernur NTT dalam sambutannya, dihadapan puluhan jurnalis dari berbagia media Massa, Online Televisi dan Radio, menyampaikan apresiasi dan dukungan kepada misi VIVAT Internasional Indonesia yang berjuang memberantas kasus TPPO di Indoneisa secara khusus di NTT. “Saya sebagai gubernur NTT memberi dukungan sesuai dengan kewenangan saya”, ungkap Laiskodat.


Viktor pun mengatakan;TPPO di NTT meningkat karena factor kemiskinan. Di Indonesia terdapat 7 Provinsi yang menjadi focus pemerintah dalam menangani kemiskinan ekstrim yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, Papua Barat, Maluku dan NTT secara khusus di kabupaten Rote Ndao, Manggarai Timur, Sumba Timur, Sumba Tengah dan TTS, sehingga perlu adanya terobosan dari berbagi bidang dengan melibatkan berbagai stakeholder termasuk para jurnalis di NTT.

“Wartawan harus menulis dengan berani dan serius tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Perlu investigasi yang sungguh-sungguh sesuai dengan tema yang disajikan oleh VIVAT Internasional Indonesia agar berpihak pada korban dalam menangani kasus Human Trafficking di NTT”.

Sr. Genobeba Amaral, SSpS (Direktur VIVAT Internasional Indonesia) dalam sambutannya menegaskan bahwa “TPPO merupakan kejahatan kemanusiaan yang paling mengerikan dan termasuk pelanggaran HAM berat dan NTT merupakan Red Zona Human Trafficking sehingga media memiliki peran penting dalam membongkar kasus Human Traffiking baik di ranah local maupun internasional.

Suster Geno Amaral pun menyorot cara kerja Pemprov NTT yang belum terlalu efektif menangani kasus human trafficking di NTT, hal ini berdasarkan kasus yang terjadi di NTT pada tahun 2019-2021 yang semakin meningkat hingga terjadi banyak korban para TKI dikirim pulang dalam keadaan meninggal dan bahkan kehilangan organ tubuh mereka. “Media online menjadi pintu masuk para perekrut perempuan dan anak untuk dipekerjakan secara illegal di luar negeri, dengan tawaran gaji yang menggiurkan, kendati sering terjadi dikirim pulang dalam keadaan tidak bernyawa namun masayarakat masih nekad berangkat tanpa memiliki dokumen yang jelas sehingga butuh kerjasama dengan peran jurnalis dalam mengungkap kasus human trafficking di NTT, ungkap Sr. Amaral menutup sambutannya.


P. Agus Duka, SVD (koordinator Zero Human Trafficking dalam sambutannya mengatakan bahwa; Jaringan ini bersifat plural, lintas agama, keyakinan dan gender di Indonesia yang memiliki misi yang sama untuk memberantas Human Trafficking di Indonesia. “Saya harap kita dapat bersinergi terutama dengan para jurnalis agar setelah mendapat pembekalan dalam seminar ini dapat memberitakan kasus human Trafficking di NTT bukan hanya pada investigasi saja namun agar berpihak pada korban.

Kegiatan tersebut menghadirkan beberapa narasumber yakni direktur MIGRANT CARE (Wahyu Sosilo) membawakan materi tentang “Advokasi masyarakat sipil dalam penanggulangan perdagangan orang”, Pendeta Ina Tapaona - Rumah Harapan Kupang melihat Human Trafficking dari perspektif Teologis dan bagaimana peran Gereja dalam menangani korba TPPO. Selanjutnya dilanjutkan dengan pelatihan Jurnalistik oleh Tempo Institute. Seminar pelatihan ini ditutup dengan pembagian kelompok investigasi berdasarkan wilayah; Timor, Flores dan Sumba dan penyerahan sertifikat kepada para narasumber dan peserta jurnalis.




Written By Detha Meko

Edited by Sr. Geno Amaral SSpS

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page