top of page

Kedubes Amerika di Indonesia selenggarakan Konferensi, VIVAT Indonesia Turut Ambil Bagian.

The United States Embassy invites us to join the Conference on Crimes Against Women and Children'')



Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta menyelenggarakan Konferensi tentang Tindak Kejahatan terhadap Perempuan dan Anak. bertempat di Grand Ballroom Kempinski Hotel Indonesia, pada tanggal 13-15 Februari 2023. VIVAT Indonesia diwakili oleh Sr. Geno Bikan, SSpS dan Isabella juga menghadiri kegiatan tersebut.


Konferensi ini bertujuan untuk memaparkan realitas dan memberikan pemahaman bahwa Tindak Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak semakin meningkat sekaligus mendorong pihak penegak hukum dalam menangani kasus dengan memberikan trik-trik penanganan kasus.


Peserta konferensi sebagian besar utama POLDA di wilayah Indonesia, POLRI, TNI, Praktisi Hukum, Kaum Akademisi, Badan Intelijen, Kaum Intelektual, NGO's Nasional-Internasional, Tokoh Agama dan Media. Konferensi ini menawarkan topik-topik yang menarik dalam waktu bersamaan di ruangan yang berbeda, sehingga peserta boleh memilih untuk menghadiri setiap konferensi.

VIVAT Indonesia sangat antusias dan memanfaatkan waktu untuk setiap topik dari berbagai narasumber selama tiga hari tersebut.


Kegiatan pada hari pertama 13 Februari 2023, ada tiga pembicara dengan membahas masing-masing topik yang berbeda.


Hadir Elisabeth Harsey-US NCIS, pada kesempatan tersebut Ia ''Menjelaskan bagaimana teknik untuk membantu para korban tindak kekerasan khususnya di ruang lingkup Angkatan Laut Amerika''.


Hadir juga Agatha Corsina Sare dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, beliau membahas ''Tentang Keadilan Bagi Anak dan Perempuan berdasarkan pedoman jaksa agung Republik Indonesia No. 1 tahun 2021''.


sebagai pembicara ketiga pada sesi ini, Serena Curey-US NCIS Child Victims Interviews. Ia menjelaskan ''Tentang apa saja bukti yang dipakai untuk menjerat pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak''.


Pada hari kedua, di sesi pertama ada Tianna Bynum-US Departement of Defense. Ia menjelaskan tentang ''Apa saja bukti yang dipakai untuk menjerat pelaku tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak''.


Ada juga Brantynn-Washington NCMEC, Cybertipline for Missing and Exploited Children.

Pada sesi ini Ia membahas tentang ''Meningkatnya kekerasan terhadap anak melalui cyber crime''.



Hadir juga Dr. Anthonius PS. Wibowo, S.H.,MH., Witness and Victim Protection Agency. Beliau menjelaskan ''Peran dan tugas LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) dalam hal penanganan kasus-kasus dan kerja sama dengan berbagai LPH (Lembaga Penegak Hukum), ujar wakil ketua LPSK RI tersebut.


Frederick Hawkins-US Embassy, Trafficking in Persons Report. Mengatakan bahwa ''Laporan perdagangan orang sebagai sarana diplomasi dan kebijakan untuk mengevaluasi upaya pemerintah untuk memberantas TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang).



Kegiatan hari terakhir diawali dengan, Sambutan pembuka oleh Gina Abercrimbie-Winstanley beliau selaku Duta Besar Amerika di Jakarta-Indonesia.


Timothy K. Riley-Vise Concul US Embassy, menjelaskan tentang William Wilberforce Trafficking Victims Protection Action and Internasional Parental Child Abduction (IPCA).

Penculikan anak oleh orang tua internasional adalah pemindahan atau retensi seorang anak di luar negara tempat tinggal mereka dengan melanggar hak asuh orang tua atau wali lainnya, ucap Timothy.


Pembicara sesi terakhir, Following the Digital Bread Crumbs oleh Scoot Bradfort-ICHIP secara virtual. Badan intelijen terus berupaya mengungkap kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak sampai pelaku ditangkap-Cyber Crime. Data bisa didapat dan dilacak dari google, yahoo untuk mendeteksi keberadaan pelaku. (Isabella Dasilva)


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page